LAPORAN PRAKTIKUM V TUNE CONTROL
Mk.Prak.Audio Radio
Oleh : Rio Dharmawan Nababan
1203053
Group 2e4
A. Tujuan Praktikum
Setelah Melakukan Praktikum Diharapkan Mahasiswa dapat:
- Merakit rangkaian tone control (pengatur nada) dan power amplifier
- Mengetahui rangkaian tone control pada system audio
- Mengetahui karakteristik kerja rangkaian tone control pada system audio
- Melihat respon frekuensi dan penguatan yang dapat dilakukan oleh rangkaian tone control
B. Alat Dan Bahan Praktikum
- Osiloskop dual beam
- Multimeter
- AFG
- Kit Power Amplifier + Tone Control
- Loadspeaker
- Kabel listrik
- Audio player
Rangkaian
penguat audio yang baik yaitu rangkaian yang mampu memperkuatkan sinyal pada
range frekuensi audio yaitu frekuensi
20hz sampai 20Khz dan pada saat melakukan penguatan tanpa terjadinya cacat
dengan nois yang sekecil mungkin. Range frekuensi ini juga tergantung dari
kemampuan loadspeaker. Jika loadspeaker bekerja pada frekuensi full range
(20Hz-20KHz) Ini sangat baik
sekali, karena akan didapat nada yang dinamis pada frekunsi full range.
Tetapi jika hanya
frekuensi tertentu saj yang mampu direproduksi oleh loadspeaker,maka penggunaan
tone controlmemungkinkan untuk membatasi frekuensi tertentu.Tone control
merupakan rangkaian pengatur nada yang terdiri dari rangkaian filter, yaitu low
pass filter (LPF) dan high pass filter (HPF) maupun band pass filter. Sebelum
sinyal dikuatkan oleh rangkaian power amplifier, rangkaian tone control bekerja
dengan mengatur nada yang akan dilewatkan pada rangkaian power amplifier,
sehingga akan didapatkan nada sesuai dengan respon frekuensi pada loadspeaker
dan akan didapatkan hasil suara pada loadspeaker yang sesuai dengan keinginan
pengguna. Rangkaian Tone Control merupakan salah satu jenis pengatur
suara atau nada aktif pada sistem audio. Pada dasarnya tone control atau
pengatur nada berfungsi untuk mengatur penguatan level nada bass dan level nada
treble. Nada bass adalah sinyal audio pada frekuensi rendah sedangkan nada
treble merupakan sinyal audio pada frekuensi tinggi.
Rangkaian Tone Control sederhana memiliki output yang bisa
di bilang cukup bagus dan bersih. Sinyal suara yang di hasilkan dari input
sebelumnya sudah di atur oleh potensiometer dan kemudian di kuatkan oleh bagian
op = amp menggunakan transistor yang kemudian di kopling oleh kapasitor yang
outputnya akan di atur lagi pada bagian control.Prinsip kerja dari Rangkaian Tone Control yaitu pada
frekuensi rendah atau bass dan frekuensi tinggi atau treble. Dari pengaturan di
atas kemudian di kuatkan lagi pada bagian pengatur akhir menggunakan transistor
yang sama. Tegangan yang di hasilkan dari tone control ini adalah mulai dari 9
volt DC sampai dengan 18 volt DC.
Tone Control yang memiliki 4 transistor terbagi dalam 3
bagian utama yaitu bagian penguat depan, bagian pengatur nada (tone control)
dan bagian penguat akhir. Pada bagian depan dapat di bangun menggunakan 2
transistor yang di susun dalam penguat 2 tingkat. Kemudian bagian pengatur nada
di bangun menggunakan sistem pengatur nada baxandal yang dapat mengontrol nada
rendah atau nada tinggi. Kemudian bagian akhir di gunakan penguat 2
tingkat yang di bangun menggunakan transistor.Rangkaian tone control baxandal merupakan rangkaian penguat
dengan jaringan umpan balik (feedback) dan rangkaian filter aktif. Rangkaian
baxandal hanya tergantung dari pengaturan potensiometer bass. Batas pengaturan
maksimum potensiometer bass merupakan maksimum boost (penguatan maksimal bass)
dan batas pengaturan minimum potensiometer bass merupakan maksimum cut
(pelemahan maksimum).Pada saat frekuensi nada bass meningkat, maka akan
memberikan efek pada resistor samapai kapasitor sehingga tidak lagi memberikan
efek atau respon pada rangkaian. Sehingga frekuensi di atas tidak di pengaruhi
oleh posisi potensiometer bass pada maksimum boos dan cut atau di biarkan
flat. Untuk nada treble, pada akhir frekuensi tinggi audio kapasitor
bertindak seakan short circuit. Maka penguatan akan di atur oleh potensiometer
treble.
D. Langkah Kerja Praktikum
- Lengkapilah peralatan dan bahan pratikum yang akan digunakan, periksa terlebih dahulu peralatan dan pastikan komponen dalam keadaan baik dan bekerja.
- Rakitlah rangkaian power amplifier dan tone control, sesuaikan dengan skema rangkaian seperti pada gambar dibawah, kemudian berikan tegangan dan hidupkan rangkaian sehingga output power amplifier menghasilkan bunyi saat input disentuh dengan tangan.
- Atur pengaturan nada volume, bass, dan trable pada posisi tengah
- Hubungkan AFG pada bagian input rangkaian amplifier serta hubungkan ke chanel 1 osiloskop dan output pada chanel 2 osiloskop
- Atur
input AFG pada posisi 1 KHz dengan amplitude sebesar 50mVp-p, berapa tengangan
output yang dihasilkan dan tentukan juga beda fase= 0
Vout = 1,4 mVp-p.500 = 700 mvp-p=0.7 Vp-pSKEMA RANGKAIAN
E. Data Praktikum.
Dari Hasil praktikum Yang sudah dilakukan maka data praktikum yang didapat sebagai berikut:
- Aturlah posisi tone control dan ukur tegangan output (Volume dan Amplitudo AFG tidak dirubah)
Frequensi Input (Vo =100mVp-p)
|
Besar Tegangan Output/Vo(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
0,8 V
|
Cacat
|
250 Hz
|
1,5 V
|
Tidak cacat
|
500 Hz
|
2,5 V
|
Tidak cacat
|
750 Hz
|
3,4 V
|
Tidak cacat
|
1000 Hz
|
3,4 V
|
Tidak cacat
|
1500 Hz
|
3,4 V
|
Tidak cacat
|
2000 Hz
|
3,4 V
|
Tidak cacat
|
5000 Hz
|
1,2 V
|
Tidak cacat
|
10.000 Hz
|
0,9 V
|
Tidak cacat
|
15.000 Hz
|
0,8 V
|
Tidak cacat
|
20.000 Hz
|
0,5 V
|
Tidak cacat
|
- Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Min, High = Tengah
Frequensi Input (Vo =100mVp-p)
|
Besar Tegangan Output/Vo(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
0,6 V
|
Cacat
|
250 Hz
|
1,8 V
|
Tidak cacat
|
500 Hz
|
3,4 V
|
Tidak cacat
|
750 Hz
|
4,2 V
|
Tidak cacat
|
1000 Hz
|
5,2 V
|
Tidak cacat
|
1500 Hz
|
6,8 V
|
Tidak cacat
|
2000 Hz
|
7,4 V
|
Tidak cacat
|
5000 Hz
|
7,4 V
|
Tidak cacat
|
10.000 Hz
|
7,4 V
|
Tidak cacat
|
15.000 Hz
|
6,4 V
|
Tidak cacat
|
20.000 Hz
|
5,4 V
|
Tidak cacat
|
- Kondisi Potensio Tone Control ,Bass = Tengah,High =Min
Frequensi Input (Vo =100mVp-p)
|
Besar Tegangan Output/Vo(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
3,7 V
|
Cacat
|
250 Hz
|
4 V
|
Tidak Cacat
|
500 Hz
|
4,2 V
|
Tidak Cacat
|
750 Hz
|
4,6 V
|
Tidak Cacat
|
1000 Hz
|
4,6 V
|
Tidak Cacat
|
1500 Hz
|
4,4 V
|
Tidak Cacat
|
2000 Hz
|
3,4 V
|
Tidak Cacat
|
5000 Hz
|
3,8 V
|
Tidak Cacat
|
10.000 Hz
|
2,5 V
|
Tidak Cacat
|
15.000 Hz
|
1,8 V
|
Tidak Cacat
|
20.000 Hz
|
1,5 V
|
Tidak Cacat
|
- Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Tengah, High = Tengah
Frequensi Input (Vo =100mVp-p)
|
Besar Tegangan Output/Vo(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
5,8 V
|
Cacat
|
250 Hz
|
6,8 V
|
Tidak Cacat
|
500 Hz
|
7,2 V
|
Tidak Cacat
|
750 Hz
|
9,5 V
|
Tidak cacat
|
1000 Hz
|
11,5 V
|
Cacat
|
1500 Hz
|
11,5 V
|
Cacat
|
2000 Hz
|
11,5 V
|
Cacat
|
5000 Hz
|
11,5 V
|
Cacat
|
10.000 Hz
|
11,5 V
|
Cacat
|
15.000 Hz
|
7,4 V
|
Tidak cacat
|
20.000 Hz
|
6 V
|
Tidak cacat
|
- Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Min, High = Max
Frequensi Input (Vo =100mVp-p)
|
Besar Tegangan Output/Vo(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
0,6 V
|
Cacat
|
250 Hz
|
3 V
|
Tidak cacat
|
500 Hz
|
7,2 V
|
Tidak cacat
|
750 Hz
|
11 V
|
Cacat
|
1000 Hz
|
10,8 V
|
Cacat
|
1500 Hz
|
10,8 V
|
Cacat
|
2000 Hz
|
10,2 V
|
Cacat
|
5000 Hz
|
10,2 V
|
Cacat
|
10.000 Hz
|
10,2 V
|
Cacat
|
15.000 Hz
|
10,2 V
|
Cacat
|
20.000 Hz
|
10,2 V
|
Cacat
|
- Kondisi Potensio Tone Control, Bass =Max, High = Min
Frequensi Input (Vo =100mVp-p)
|
Besar Tegangan Output/Vo(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
10 V
|
Cacat
|
250 Hz
|
10 V
|
Cacat
|
500 Hz
|
10 V
|
Cacat
|
750 Hz
|
11 V
|
Cacat
|
1000 Hz
|
11 V
|
Cacat
|
1500 Hz
|
10 V
|
Cacat
|
2000 Hz
|
8,2 V
|
Tidak Cacat
|
5000 Hz
|
3,4 V
|
Tidak Cacat
|
10.000 Hz
|
1,45 V
|
Tidak Cacat
|
15.000 Hz
|
1 V
|
Tidak Cacat
|
20.000 Hz
|
0,4 V
|
Tidak Cacat
|
- Kondisi Potensio Tone Control, Bass=Tengah, High =Max
Frequensi Input (Vo =100mVp-p)
|
Besar Tegangan Output/Vo(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
6,4 V
|
Tidak Cacat
|
250 Hz
|
7,6 V
|
Tidak Cacat
|
500 Hz
|
8,8 V
|
Tidak Cacat
|
750 Hz
|
8 V
|
Tidak Cacat
|
1000 Hz
|
8 V
|
Cacat
|
1500 Hz
|
10,5 V
|
Cacat
|
2000 Hz
|
10,5 V
|
Cacat
|
5000 Hz
|
10,5 V
|
Cacat
|
10.000 Hz
|
10,5 V
|
Cacat
|
15.000 Hz
|
10,5 V
|
Cacat
|
20.000 Hz
|
10,5 V
|
Cacat
|
Setalah Dilakukan Paraktikum tentang Tune Control Maka dapat diambil beberapa keseimpulan yaitu :
- Audio mixer adalah perangkat elektronik untuk menggabungkan (disebut " pencampuran "), routing, dan mengubah tingkat , timbre dan / atau dinamika sinyal audio.Mixer A dapat mencampur sinyal analog atau digital , tergantung pada jenis mixer . Sinyal yang dimodifikasi ( tegangan atau sampel digital ) dijumlahkan untuk menghasilkan sinyal output gabungan
- rossover Audio adalah kelas elektronik filter yang digunakan pada aplikasi audio. Kebanyakan loudspeaker driver standar tidak bisa mencakup spektrum audio keseluruhan dari frekuensi rendah ke frekuensi tinggi dengan volume relatif bisa diterima serta kurangnya distorsi menjadikan sebagian besar sistem speaker hi-fi menggunakan kombinasi dari beberapa pengeras suara maupun driver, masing mewakili sebuah band frekuensi yang berbeda. Crossover split sinyal audio menjadi gelombang frekuensi yang terpisah yang mampu secara terpisah dialihkan ke loudspeaker dioptimalkan terhadap band-band.
- Equalizer adalah Rangkaian yang mampu mengatur rentang frekuensi tertentu dan membiarkan yang lain tetap utuh.
- pada saat posisi Volume rangkaian amplifier pada posisi maksimum Maka yang tejadi saat volume pada posisi maksimum adalah sinyal yang dihasilkan sinyal cacat yg di akibatkan oleh besarnya sinyal inpui pada masukkan atau perbandingan yang tidak seimbang antara sinyal input dengan output
- Prinsip kerja rangkaian tone control yaitu pada frekuensi rendah atau bass dan frekuensi tinggi atau treble. Dari pengaturan di atas kemudian di kuatkan lagi pada bagian pengatur akhir menggunakan transistor yang sama.
- Tune Control adalah jenis rangkaian pengatur suara atau nada aktif pada sistem audio. Tone control pada dasarnya berfungsi sebagai pengatur penguatan level nada bass dan level nada treble. Nada bass adalah sinyal audio pada frekuensi rendah sedangkan nada treble adalah sinyal audio pada frekuensi tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar