LAPORAN PRAKTIKUM VIII BLOK PENERIMA FM
Mk.Prak.Audio Radio
Oleh : Rio Dharmawan Nababan
1203053
Group 2e4
A.
TUJUAN PRAKTIKUM.
1. Mengetahui
blok rangkaian fungsi dari bagian penerima radio FM.
2. Mengetahui
krakteristik kerja rangkain penerima FM.
3. Melihat
besaran bentuk sinyal dari masing-masing bagian pada penerima FM.
B.
ALAT
DAN BAHAN PRAKTIKUM
·
Trainer penerima FM
·
Osiloskop
·
RFG
·
Mulitimeter
·
Toolset
·
Kabel listrik
C. LANDASAN TEORI
PRAKTIKUM
Di dalam radio penerima, pesan asli yang dipindahkan
ke bagian frekuensi pembawa diproses dan dideteksi sehingga diperoleh kembali
sinyal pesan asli yang dikirimkan oleh pemancar FM. Proses pengembalian pesan
asli dari bagian frekuensi pembawa ini dapat dinikmati setelah melalui beberapa
tahapan proses pada tiap bagian blok diagram radio penerima FM.
1. Antena
Penerima.
Antena dapat bersifat
omnidirectional (ke segala arah) untuk pemakaian umum atau sangat terarah untuk
komunikasi titik ke titik. Gelombang yang merambat dari pemancar menginduksi
tegangan lemah dalam antena penerima. Besarnya amplitudo tegangan antena yang
terinduksi antara beberapa puluh milivolt sampai kurang dari 1 mikrovolt,
tergantung pada berbagai kondisi. Pada penerima FM komersial banyak digunakan
antena omnidirectional 1/4 lamda (panjang gelombang) untuk pemakaian umum
dengan menggunakan chasis pesawat sebagai pentanahan.
2. Penguat RF.
Tingkat ini
menaikkan daya sinyal ke tingkat yang cocok untuk masukan ke pencampur (mixer)
dan membantu mengisolasi osilator lokal dari antena. Tingkat ini tidak memiliki
tingkat pemilahan frekuensi yang tinggi, tetapi berperan untuk menolak
sinyal-sinyal yang sangat jauh dari saluran yang diinginkan. Tingkat daya
sinyal ini perlu dinaikkan sebelum dicampurkan, karena adanya derau yang tidak
diinginkan masuk ke tingkat pencampur.
3. Osilator
Lokal.
Osilator lokal dalam penerima ditala
untuk menghasilkan frekuensi fLO yang berbeda dengan frekuensi sinyal datang
fRF sebesar frekuensi intermediate (antara) fIF. Dengan demikian fLO adalah
sama dengan fRF + fIF atau fRF – fIF. Pada banyak penerapan, seringkali digunakan
frekuensi osilator lokal fLO lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi sinyal
datang fRF, sehingga berlaku persamaan fLO = fRF + fIF atau fIF = fLO – fRF.
4.
Mixer
Merupakan pencampur, alat tidak
linear yang menggeserkan sinyal yang diterima pada fRF ke frekuensi
intermediate fIF. Modulasi pada pembawa yang diterima juga diubah ke frekuensi
intermediate.
5. Penguat IF
Berfungsi menaikkan sinyal ke
tingkat yang cocok untuk dideteksi dan menyediakan sebagian besar pemilahan
frekuensi yang diperlukan untuk “melewatkan” sinyal yang diperlukan dan
menyaring keluar (filter) sinyal-sinyal yang tidak diinginkan yang terdapat
dalam keluaran pencampur. Karena rangkaian penguat tala IF selalu bekerja pada
frekuensi tetap (fIF), maka sering digunakan filter-filter keramik atau kristal
untuk dapat melakukan pemilahan yang baiik.
6. Pembatas
Penguat IF
Berfungsi
membatasi sinyal keluaran dari penguat tala IF. Pada blok diagram radio
penerima FM di atas, pembatasan ini berfungsi untuk mendapatkan nilai linear
dari sinyal IF sebelum masuk ke Detektor yang sering berupa rangkaian
Diskriminator fasa. Penguat tala IF dan Pembatas Penguat Tala IF
membentuk sebuah rangkaian BPF dengan Band Width 150 kHz pada nilai
tengah 10,7 MHz.
7.
Detektor AGC.
Automatic
Gain Control. Merupakan umpan balik negatif dengan mencuplik amplitudo sinyal
dari penguat IF untuk menggerakkan rangkaian AGC yang selanjutnya mengendalikan
gain dari Penguat Tala RF dan Penguat Tala IF.
8.
Diskriminator
Pada
dasarnya merupakan detektor FM yang berfungsi memulihkan sinyal pesan asli dari
masukan IF termodulasi. Detektor jenis ini mendeteksi simpangan frekuensi
(deviasi frekuensi) pada sinyal pembawa termodulasi FM dan mengubahnya menjadi
beda tegangan pada keluarannya.
9.
AFC.
Automatic
Frequency Control bekerja berdasarkan feedback negatif yaitu dengan diturunkan
sebuah sinyal yang besarnya sebanding dengan deviasi rata-rata dari frekuensi
tengah yang diterima pada titik tengah Band Pass IF penerima. Sinyal ini digunakan
untuk mengubah reaktansi sebuah varaktor pada rangkaian osilator untuk
menggeser frekuensinya, sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan membawa
sinyal tersebut kembali ke tengah Band Pass IF.
10. De-Emphasis.
Pada Blok
Diagram radio FM, rangkaian ini berfungsi menekan kebisingan penerimaan akibat
penerapan pre-emphasis pada pemancar dengan 6 dB/Oktaf, dengan demikian
jaringan kebisingan dapat diratakan pada sisi keluarannya.
11. Volume dan
Penguat Audio
Bertugas
menaikkan tingkat daya sinyal audio keluaran detektor setelah melalui
de-emphasis ke harga yang cocok untuk menggerakkan pengeras suara.
12. Pengeras
Suara (Loudspeaker).
Mengubah informasi sinyal listrik audio kembali ke bentuk
aslinya yaitu gelombang suara.
Dalam
praktek, banyak sekali variasi dari sistem penerima radio FM yang dapat dijumpai,Sehingga
tidak satupun diagram blok radio fm yang dapat dianggap khas
D. PROSEDUR KERJA PRAKTIKUM
- Melengkapi peralatan dan bahan pratikum yang akan digunakan ,memeriksa terlebih dahulu peralatan dan memastikan dalam keadaan bekerja.
- Merakit dan menginstalasi trainer penerima FM engan benar.
- Mencari salah satu siaran yang paling bersih
- Melakukan pengukuran pada keluaran dari bagian tuner yang akan menghasilkan IF sebesar 10,7 KHz dan menggambarkan bentuk sinyal dan mencatat pada table berikut ini
- Melakukan pengukuran pada bagian keluaran IF Amplifier, membandingkan sinyal keluaran sinyal yang masuk pada bagian ini.Apa yang diperkuatkan dan berapa penguatan pada bagian ini.
- Pada bagian FM Demodulator terjadi pemisahan antara sinyal carrier dengan sinyal informasi lakukan pengamatan dan gambarkan bentuk dari keluaran rangkaian ini
- Pada bagian terakhir melakukan pengukuran pada bagian audio, brerapa kali penguatan yang dilakukan pada bagian ini? Dan menggambarkan bentuk sinyal outputnya.
E. DATA PRAKTIKUM
1. Melakukan pengukuran pada keluaran dari bagian tuner
yang akan menghasilkan IF sebesar 10,7 KHz dan menggambarkan bentuk sinyal dan
mencatat pada Gambar berikut ini
Ket Gambar :
chanel =1
Vpp = 47,2 mV
Periode = 96. 00 ns
Mean = 0.80 ml
Frekuensi = 10,42 MHz
2. pengukuran pada bagian keluaran IF Amplifier, membandingkan sinyal keluaran sinyal yang masuk pada bagian ini.Apa yang diperkuatkan dan berapa penguatan pada bagian ini.
Sinyal Input: Sinyal Output:
Vpp = 40 mV Vpp = 1.02 – 90 V
Mean = 0.80 ml Mean = 1.88 – 2.00 ml
Frekuensi = 10,42 MHz Frekuensi = 4.72 – 27.0 MHz
3. Bentuk sinyal output Audionya
F. KESIMPULAN PRAKTIKUM
- Pada system penerima stereo pada bagian mana terjadi pemisahan sinyal kanal suara stereo,apa nama bagiannya? Lakukan pengukuran untuk masing-masing kanal pada keluaran tersebut? Gambarkan bentuk kedua sinyal dari masing-masing bagian
- Buatkan blok diagram penerima FM stereo sesuai dengan trainer anda?
- fungsi rangkain AFC pada penerima FM? Dan jelaskan prinsip kerjanya? Jawab: Rangkaian AFC berfungsi untuk menyamakan fasa sinyal sinkronisasi horizontal pemancar dengan sinyal defleksi horizontal agar gambar tidak bergeser/rubuh kekiri atau kekanan. Rangkaian ini mempunyai input dari sinyal sinkronisasi horizontal (yang berasal dari sinyal Video komposit, setelah dipisahkan dari sinyal Videonya dan dari sinyal sinkronisasi vertikal) dengan sinyal defleksi saat itu, yang biasanya diambil dari FBT. Sinyal ini diambil hanya pulsanya dan bukan powernya. Outputnya, berupa tegangan koreksi untuk osilator horizontal
- Kenapa pada penerima FM kualitas audio lebih bagus dibandingkan dengan penerima AM?Jawab: Karena pada penerima FM modulasi ini mampu memanjakan pendengar siaran karena menghasilkan suara yang lebih bening. Selain itu, ia dapat diterima dengan pola mono atau stereo. Maksudnya, jika radio penerima kita hanya bisa menerima siaran mode mono, maka ia menampilkan suara mono. Sedang radio penerima tipe stereo punya pilihan untuk menampilkan suara mono atau stereo beneran (real stereo) sesuai dengan yang dipancarkan oleh stasiun radio siaran.
0 komentar:
Posting Komentar